Kamis, 04 Februari 2021

Sesorang sepertiku


(Zhafir)

*P*
 Kenapa perlahan semua menjauh? 
Arakan awan bukan lagi sesuatu yg menyentuh
Tidak ada pelangi yg kutunggu setiap hujan berhenti menyapu
Jalan malam kian lengang
Dan aku semakin tidak tahu pula harus kemana menuju
Tidak ada kata pulang
Bagi seseorang sepertiku
Dunia bertambah asing ketika kuhitung
Satu persatu ketidaksiapanku menghadapi kenyataan
Mereka yg pernah mengajari tentang rasa peduli
Ternyata berakhir sebagai yg paling melukai
Meninggalkan pikiran yg membunuh perlahan

Apa aku selalu tidak cukup?

*L*
Namun kau yg tak kan pernah redup

*P*
Apa aku tidak pantas dipedulikan?

*L*
Namun kau yg pantas abadi dlm ingatan

*P*
Harapan sudah bukan lagi seorang teman 
Ia memenuhi dadaku dgn sesuatu yg tidak pernah terwujudkan
Aku bungkam

*L*
Aku tenggelam

*P*
Sisa² penantian tinggal kerangka  di ujung doa
Rasanya tidak ada amin yg mampu menyelamtkannya
Mengucap kata andai pun seperti menggali luka sendiri
Perasaan sepi yg menumpuk, menambah perih
Membuat kian sadar betapa aku tidak berarti
Tidak ada yg memberi arti
Bahkan diriku sendiri
Sebab kata menyerah seperti tombak  di ujung lidah
Sesuatu yg meyakinkanku untuk segera berpasarah
Tak peduli betapa sakit aku akan berdarah

*L*
 Izinkan aku berbicara nyonya
Dalam ruang peduli yg kian terasa hampa
Dengan nada suara yg melantunkan sapa
Atau kata² yg takkan dimengerti oleh siapapun kecuali kita
Dengar, aksaraku mungkin takkan seindah yg kau mau
Suaraku mungkin terlalu lemah untuk menyentuh palung hatimu
Jemariku mungkin terlalu payah untuk menopang apa yg kini membebanimu
Tapi percayalah, aku tetap mendengarkanmu
Aku tahu luka² dipermukaan hatimu
Aku tahu jerit angkara yg tak mampu kau kemukakan itu
Aku tahu derita² yg tengah memporak-porandakan jiwamu
Tapi percayalah, aku tetap mendengarkanmu

*L*
Silakan menangis sepuasnya

*P*
(Apakah dunia akan sudi bertanya?)

*L*
Silakan meringis semaunya

*P*
(Apakah aku harus melepas nyawa?)

*L*
Bersenandung pilu mengais sejuta tanya

Tentang dirimu yg nyaris selalu dipermainkan rasa

*P*
Kuharap kau akan mengerti saat dirimu terasa tidak berguna

*L*
Kau tidak berbeda

*P*
(Kau bahkan tidak merasa)

*L*
Kau istimewa

*P*
Tapi aku dipenuhi kecewa

*L*
Berhentilah memvonis dirimu tidak berguna
Sebab mustahil tuhan menciptakan manusia secara sia-sia

#######

P
 Mengapa tak kau biarkan saja aku untuk hilang?

L
(Sebab aku tahu cara menuntunmu pulang)

P
Mengapa kau rela berjuang bila lukamu sendiri masih meradang?

L
(Dunia butuh kau yg periang)

P
Jgn bakar dirimu hanya karena aku butuh terang

L
(Aku terlahir untuk menjadi bintang)

P
Aku terbang dan kau akan menjadi arang

L
(Dgn begitu ruhku akan tenang)


P
 Aku hanya lelah untuk berdarah lagi

L
(Mari kita rebah untuk sejenak memaknai)

P
Aku hanya jengah untuk dikecewakan lagi

L
(Jgn menyerah, mari kita coba kembali)

P
Lebih baik aku pasrah

L
(Itulah jawaban terindah)

P
Dan biarkan Tuhan yg memapah, untuk merekatkan apa yg telah patah

L
(Sebab hanya Dia sebaik-baiknya rumah)

L
Kau adl salah satu warna langit yg begitu berarti
Yg ikut memberi pesona dikala hujan dan badai pergi
Maka janganlah lagi berpikir untuk menyerah membinasakan diri
Sebab jika kau pergi, 
Senja dan pelangi tak kan pernah seindah ini

L
Tataplah mentari dan tetaplah menari

P
(Jgn berhenti untuk menyinari)

L
Luka² biarlah bosan sendiri

P
(Sekarang aku benar²  telah mengerti)

L
Teruslah berkarya tanpa perlu terlilit memori

P
(Bahwa sebagai 
alumni patah hati)

L
Sebab hari ini dan esok hari
 
*#cewek cowok bareng* (Kita berhak untuk bahagia kembali)

Tidak ada komentar:

Amplifikasi Konspirasi: Nada-Nada Korupsi

   Karya : Selena Di negeri ini, bayangan kelam membentang, Di balik senyuman, ada air mata yang tenggelam. Korupsi merajalela, ibarat hantu...