Kamis, 04 Februari 2021

Terbang Sendirian-Khoirul Trian

Kita semua pasti pernah, punya seseorang yang pandai mengajak kita terbang ke angan-angan.
Bermimpi bersama, sampai sesekali lupa bahwa jatu adalah sebuah kepastian.
Kita tahu, sejauh ini mungkin kita hanya sedang begitu senang dimainkan semesta.
Dunia memang begitu, isinya hanya seputar patah hati yang berkelanjutan.

Manusia manusia di bumi kadang suka bercanda yang berlebihan.
Misalnya masalah hati.
Tolong jangan terlalu manis.
Karena hadirmu saja sudah cukup.
Atau mungkin sepertinya dia tidak manis.
Hanya kadang diri sendiri harapannya berlebihan.
Tolong jangan buat aku terbang terlalu tinggi.
Karena aku takut jatuh sendirian.

Kau tahu kan aku ini mudah patah.
Kadang sakit sehari tidak cukup setahun untuk menyembuhkannya.
Aku takut terbang sendirian
Tapi anganku tidak mungkin aku biarkan jatuh begitu saja.
Tidak harus dengan kamu.
Bagiku hadirmu dibumi saja sudah cukup.

Dulunya aku ini periang.
Tapi entah semenjak aku tahu bahwa di bumi ada kamu, aku jadi mudah rapuh.
Bahkan kadang suka menangis tanpa sebab.
Saat aku sedang patah-patahnya.
Kadang tidak ada satu orang pun yang tahu.
Karena aku takut merepotkan banyak hati, termasuk kamu.

Kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan bahu.
Bayanganmu tersenyum saja sudah cukup bagiku.
Aku tidak tahu, seberapa jauh lagi aku akan terbang.
Kamu terlalu baik.
Kamu memang tidak tahu perihal ini.
Ini semua rumit.
Beberapa kali aku sering diskusi tentang ini dengan hatiku sendiri.
Katanya dia bingung, tuannya begitu payah.

Aku ingin turun, udara diatas langit terlalu jahat.
Aku belum siap bertahan diantara ribuan bintang lainnya.
Bintangku ini terlalu redup, tidak pantas untuk langitmu yang megah.
Bintang-bintang yang lain cahayanya terlalu terang.
Aku terlalu silau.
Mungkin aku tidak terlihat.

Tapi kau tahu, untuk terbang dan bertahan sejauh ini itu susah.
Aku harus menghabiskan tenagaku.
Karena untuk terbang sendirian, butuh angan yang selalu bisa menguatkan.
Di dalam anganku tadi ada kamu.
Semoga langitmu siap menerima hadirku.
atau, aku rasa jangan. ya, lupakan.

Mungkin sebaiknya aku harus jatuh.
Aku tidak layak ada disini.
Lupakan diksiku tadi, Anggap saja aku bercanda.
Terimakasih ya, aku pamit.
Kalau tidak merepotkan, tolong lupakan aku.
Biarkan bintangku jatuh, agar aku bisa jadi permohonan buat orang lain.
Mungkin itu akan lebih bermanfaat bagiku.
Walau setelahnya aku akan hilang.
Setidaknya ada harapan yang kubawa.
Ya, harapan orang lain.
Dan aku hilang, selamanya.

*Terbang Sendirian-Khoirul Trian, Kalianda 10-05-2020*

Tidak ada komentar:

Amplifikasi Konspirasi: Nada-Nada Korupsi

   Karya : Selena Di negeri ini, bayangan kelam membentang, Di balik senyuman, ada air mata yang tenggelam. Korupsi merajalela, ibarat hantu...