Oleh, Papi Radja
Apakah kami bukan indonesia penyair-penyair musiman
Apakah kami bukan NKRI penyair-penyair jalanan
Sebab di sudut telinga ini, terdengar si penjilat komplik bicara paling lantang seolah mengerti tentang keadilan sosial
Bicara papua juga indonesia
Lalu apakah kami bukan indonesia
Apakah kami bukan NKRI
Atau menurutmu kami bukan besar di bumi ibu pertiwi
Di dalam jiwa kami mangalir darah muhamad hatta bapak prokalamasi yang lahir di bukti tinggi
Atau kalian lupa dengan keberaniannya sultan hasanuddin ia berjulukan ayam jantan dari timur, raja gowa ke-16
Belum cukupkah dengan perjuangan mereka kami disebut indonesia
Penyair-penyair jalanan terlalu sering bicara lantang diskiminasi mahasiswa asal papua. Rasis terhadap mereka di surabaya
Bagaimana dengan kami di bumi papua
Apakah sumatra barat bukan indonesia
Apakah kami sulawesi bukan NKRI
Penyair-penyair itu tutup telinga kala pembantaian 30 warga minang dan bugis, anak-anak dibunuh dengan sadis, perbuatan bengis mereka membabi buta seperti iblis.didalam ruko kami menangis, keluar rumah mati tragis
Dimana kalian penyair-penyair jalanan
Kenapa kalian tidak teriakan
Sumatra bukan indonesia, sulawesi tak lagi NKRI
Saudaraku !
meski kalian bengis, bahkan sadis atau serupa iblis, kita masih saudara, jangan ucapkan merdeka, sebab nusantara menjadi indonesia berkat pejuang-pejuang kita
Karena bersaudara sumatra tidak teriak merdeka
Lantaran dinasti sulawesi masih NKRI
penyair-penyair itu hanya menjadi penjilat musiman, berteriak seolah sastrawan tatapi meruntuhkan persatuan
Bung, demokrasi ini sedang di uji
Kami sedang melawan bangsa sendiri
Lampung, 10 september 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar