Jumat, 18 Oktober 2024

Enggak, dulu aku ga gini

 

Khoirul Triann



Enggak, aku yang dulu ga kayak gini

Dulu aku ga seberantakan ini

Dulu aku masih punya banyak arah tujuan

Tapi sekarang ga tahu mau ke mana


Dulu aku ga sehancur ini

Senangnya hilang ke mana?

Tawanya ditukar banyak tangis diam-diam


Aku yang dulu ke mana ya?

Aku yang banyak ketawanya itu ke mana?

Dan sekarang malah lebih sering ngetawain hal yang— harusnya kamu nangis, harusnya kamu nyerah 


Enggak, aku udah terbiasa

Jadi sekarang cuma bisa menertawakan diri

Diri yang hancur, tapi ga tahu mau gimana lagi

Toh semua butuh diselesaikan saja

Tapi maaf kalau ga bisa sempurna

Maaf kalau belum bisa jadi apa-apa

Belum bisa banggain siapa-siapa

Tapi toh semua sedang kuusahakan selesai dengan baik-baik saja


Aku yang dulu ga kayak gini 

Sekarang kendalinya hilang

Dan ke mana pun pergi, aku cuma bisa ngandelin diri sendiri

Aku cuma punya itu


Dulu aku ga selemah ini

Dulu aku berani

Tapi kayaknya sekarang energiku udah abis

Jadi orang lain mau ngambil semuanya dariku juga ga apa-apa

Toh aku cuma bisa jadi baik 'kan?

Itu aja


Dan ternyata, aku sehancur itu ya sekarang

Sekarang jadi banyak diem dan merespon apapun dengan biasa saja

Aku ga tahu nyari excited yang ngejalanin hari itu di mana

Selain semuanya pergi

Semuanya juga hambar


Dulu aku ga bisa jauh dari Tuhan

Tapi sekarang aku sejauh itu

Tuhan kecewa ga ya?

Sebab kayaknya aku udah terlalu banyak ngecewain orang 

Gagalnya lebih banyak dari berhasilnya

Sekali pun udah kerja keras

Tapi dunia lebih keras menamparku

Aku disembuhkan dengan banyak harap yang harus jadi nyata

Jadi aku cuma bisa berharap tenang

Dan menyelesaikan semuanya dengan baik


Aku ga tahu, sejauh mana dunia sudah merubahku


Dulu aku jadi teman yang asik buat orang-orang di sekitarku

Tapi sekarang kayaknya aku sudah terlalu menyebalkan ya?

Kalau benci sama diri sendiri itu boleh, mungkin aku sudah memakinya setiap hari 

Kenapa kamu bisa berubah?

Kenapa kamu bisa sejauh itu dari yang nyiptain kamu?

Dan kenapa selemah ini sih?


Entahlah, ...

Aku pun ga tahu gimana lagi caranya jadi kuat

Sebab setiap hari rasanya udah terbiasa buat pura-pura kuat 

Aku juga ga pengen jadi cengeng

Tapi semua hal menyakitkan


Aku ga mau nangis tapi semuanya sakit

Aku ga mau lemah tapi ini berat banget


Aku harus ya ternyata?

Ga ada pilihan lain lagi?


Dan untuk diri...

Maaf sebab sudah merubahmu sejauh ini

Nanti kita perbaiki satu-satu ya

Entah mulai dari mana dulu


Nampaknya semua harus dikembalikan lagi

Senang yang sudah kita tukar dengan lelah

Bahagia yang sudah kita jual dengan patah

Kita sambung lagi ya satu-satu


Kayaknya kita harus berubah

Selama ini dunia ngancurin kita habis-habisan

Jadi makin percaya 'kan?

Bahwa kita ga harus ngejar dunia


Dan sekarang kita semakin tumbuh

Kita mengarungi banyak ruang dan waktu

Tunas yang tumbuh pada kaktus dipotong dan dipisahkan dari tubuh kaktus sebelumnya

Seperti kita yang dilahirkan oleh ibu lalu dipisahkan dengannya karena kita sudah beranjak dewasa 

Menurut usia, kita sudah dewasa

Sudah saatnya mencari makan sendiri

Mencari tempat teduh sendiri

Juga mencari hidup untuk diri sendiri

Tapi menurut ibu, kita tetap anak kecilnya

Sebagian kecil dari tubuh ibu yang selalu ia rindukan

Walau bekas luka tadi akan sembuh juga pada akhirnya

Tetap tunas kaktus itu akan selalu merindukan ibunya juga

Dan sekarang, mungkin kita sedang berada di pot yang terpisah

Di sinilah sekarang kita hidup sendirian

Mencoba terus tumbuh dan bertahan dengan akar-akar yang perlahan akan muncul dan mencari sumber kehidupannya

Seperti kita yang tanpa bekal dan terus mencari tempat hidup yang layak

Pelan-pelan akan belajar dari banyaknya hal yang kita temui 

Perlahan kita akan mengerti, betapa sulitnya mencari uang dan mencari tempat tidur yang nyaman

Diri kita di masa lalu akan selalu dikenang baik oleh ibu

Ia akan selalu merindukan anaknya

Sekalipun setelah dewasa, kita sering lupa menanyakan kabar ibu


Yang salah bukan kita

Yang salah adalah waktu 

Waktu kita belum siap terbang, semesta menyuruh kita untuk terus terjun dan jatuh ke bawah 

Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana kita harus bangkit dan kembali menaruh percaya bahwa petualangan hidup kita harus berakhir bahagia



Yogyakarta, 23 Maret 2024


Dari buku " when you feel useless "

Hiduplah sekalipun tidak ada yang menginginkanya

Tidak ada komentar:

Amplifikasi Konspirasi: Nada-Nada Korupsi

   Karya : Selena Di negeri ini, bayangan kelam membentang, Di balik senyuman, ada air mata yang tenggelam. Korupsi merajalela, ibarat hantu...