Khoirul Triann
Enggak, aku yang dulu ga kayak gini
Dulu aku ga seberantakan ini
Dulu aku masih punya banyak arah tujuan
Tapi sekarang ga tahu mau ke mana
Dulu aku ga sehancur ini
Senangnya hilang ke mana?
Tawanya ditukar banyak tangis diam-diam
Aku yang dulu ke mana ya?
Aku yang banyak ketawanya itu ke mana?
Dan sekarang malah lebih sering ngetawain hal yang— harusnya kamu nangis, harusnya kamu nyerah
Enggak, aku udah terbiasa
Jadi sekarang cuma bisa menertawakan diri
Diri yang hancur, tapi ga tahu mau gimana lagi
Toh semua butuh diselesaikan saja
Tapi maaf kalau ga bisa sempurna
Maaf kalau belum bisa jadi apa-apa
Belum bisa banggain siapa-siapa
Tapi toh semua sedang kuusahakan selesai dengan baik-baik saja
Aku yang dulu ga kayak gini
Sekarang kendalinya hilang
Dan ke mana pun pergi, aku cuma bisa ngandelin diri sendiri
Aku cuma punya itu
Dulu aku ga selemah ini
Dulu aku berani
Tapi kayaknya sekarang energiku udah abis
Jadi orang lain mau ngambil semuanya dariku juga ga apa-apa
Toh aku cuma bisa jadi baik 'kan?
Itu aja
Dan ternyata, aku sehancur itu ya sekarang
Sekarang jadi banyak diem dan merespon apapun dengan biasa saja
Aku ga tahu nyari excited yang ngejalanin hari itu di mana
Selain semuanya pergi
Semuanya juga hambar
Dulu aku ga bisa jauh dari Tuhan
Tapi sekarang aku sejauh itu
Tuhan kecewa ga ya?
Sebab kayaknya aku udah terlalu banyak ngecewain orang
Gagalnya lebih banyak dari berhasilnya
Sekali pun udah kerja keras
Tapi dunia lebih keras menamparku
Aku disembuhkan dengan banyak harap yang harus jadi nyata
Jadi aku cuma bisa berharap tenang
Dan menyelesaikan semuanya dengan baik
Aku ga tahu, sejauh mana dunia sudah merubahku
Dulu aku jadi teman yang asik buat orang-orang di sekitarku
Tapi sekarang kayaknya aku sudah terlalu menyebalkan ya?
Kalau benci sama diri sendiri itu boleh, mungkin aku sudah memakinya setiap hari
Kenapa kamu bisa berubah?
Kenapa kamu bisa sejauh itu dari yang nyiptain kamu?
Dan kenapa selemah ini sih?
Entahlah, ...
Aku pun ga tahu gimana lagi caranya jadi kuat
Sebab setiap hari rasanya udah terbiasa buat pura-pura kuat
Aku juga ga pengen jadi cengeng
Tapi semua hal menyakitkan
Aku ga mau nangis tapi semuanya sakit
Aku ga mau lemah tapi ini berat banget
Aku harus ya ternyata?
Ga ada pilihan lain lagi?
Dan untuk diri...
Maaf sebab sudah merubahmu sejauh ini
Nanti kita perbaiki satu-satu ya
Entah mulai dari mana dulu
Nampaknya semua harus dikembalikan lagi
Senang yang sudah kita tukar dengan lelah
Bahagia yang sudah kita jual dengan patah
Kita sambung lagi ya satu-satu
Kayaknya kita harus berubah
Selama ini dunia ngancurin kita habis-habisan
Jadi makin percaya 'kan?
Bahwa kita ga harus ngejar dunia
Dan sekarang kita semakin tumbuh
Kita mengarungi banyak ruang dan waktu
Tunas yang tumbuh pada kaktus dipotong dan dipisahkan dari tubuh kaktus sebelumnya
Seperti kita yang dilahirkan oleh ibu lalu dipisahkan dengannya karena kita sudah beranjak dewasa
Menurut usia, kita sudah dewasa
Sudah saatnya mencari makan sendiri
Mencari tempat teduh sendiri
Juga mencari hidup untuk diri sendiri
Tapi menurut ibu, kita tetap anak kecilnya
Sebagian kecil dari tubuh ibu yang selalu ia rindukan
Walau bekas luka tadi akan sembuh juga pada akhirnya
Tetap tunas kaktus itu akan selalu merindukan ibunya juga
Dan sekarang, mungkin kita sedang berada di pot yang terpisah
Di sinilah sekarang kita hidup sendirian
Mencoba terus tumbuh dan bertahan dengan akar-akar yang perlahan akan muncul dan mencari sumber kehidupannya
Seperti kita yang tanpa bekal dan terus mencari tempat hidup yang layak
Pelan-pelan akan belajar dari banyaknya hal yang kita temui
Perlahan kita akan mengerti, betapa sulitnya mencari uang dan mencari tempat tidur yang nyaman
Diri kita di masa lalu akan selalu dikenang baik oleh ibu
Ia akan selalu merindukan anaknya
Sekalipun setelah dewasa, kita sering lupa menanyakan kabar ibu
Yang salah bukan kita
Yang salah adalah waktu
Waktu kita belum siap terbang, semesta menyuruh kita untuk terus terjun dan jatuh ke bawah
Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana kita harus bangkit dan kembali menaruh percaya bahwa petualangan hidup kita harus berakhir bahagia
Yogyakarta, 23 Maret 2024
Dari buku " when you feel useless "
Hiduplah sekalipun tidak ada yang menginginkanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar