Oleh: Mata Langit
Sebuah degup yang dalam menjadi liar pada permukaan
Jemari bergerak tak terkontrol
Jauh kota kemudian di tinggalkan demi pengharapan diri atas kehidupan yang lebih baik-baik saja
Entah untuk purnama yang ke berapa kalinya
Rindu seperti menghujam untuk secepatnya kembali menemui apa yang sudah di tinggalkan di kampung halaman
Cerita dan berbagai kisah yang banyak mempengaruhi pertumbuhan diri
Tidak akan ada tuntutan untuk pemerintah maupun untuk negara
Buat apa membuang waktu untuk menuntut pada hal yang sebenarnya tidak mungkin bisa mendengarkan suara minor yang datang dari strata terbawah
Lagi pula, jangan lupa bahwa kehidupan adalah berupaya untuk sebisa mungkin untuk menjadi mandiri
Jika saja ingin menggantungkan harapan, maka bergantungan pada sang pemilik segala hal yakni Tuhan yang Maha Esa
Jangan pada sesuatu yang pada dasarnya mereka hanya sibuk untuk menjaga elektabilitas, eksistensi, kekuasaannya sendiri
Dengan menjadikan berbagai cara sebagai upaya mendapatkan hal itu
Meski kemudian demokrasi di kebiri dan ajaran-jaran juga nilai-nilai agama serta kemanusiaan di jual belikan
Berbicara politik memang tidak jauh dari realitas atas drama kehidupan
Fiksi politikus begitu nyata, meski kadang mereka samarkan sendiri pada keluguan masyarakat
Dan itu membingungkan sekaligus rumit
Bahkan diksi serta fiksi mereka mampu mengalahkan pujangga
Mari tinggalkan sejenak tentang mereka
Mari kita berdansa pada kesunyian panjang yang ditawarkan kerinduan ini
Tentang pertemuan-pertemuan berharga bersama para pecinta
Di suguhkan dengan panorama realita kehidupan
Mari bangun diskusi yang lebih hikmat lagi
Hingga kita lupa bahwa kita telah kembali ke rumah dan kampung halaman dengan sendirinya
Masih tentang pahit kopi
Masih tentang pekat warna hitamnya
Dan cerita si dungu yang senantiasa menertawakan pejabat-pejabat negara
Katanya, mereka sibuk untuk kemudian mengumpulkan pundi-pundi rupiah sedangkan ketika mati kelak, hanya ada kain kafan yang membalut tubuhnya, hartanya tertinggal menjadi rebutan keturunannya
Dan juga kekuasaan mereka, jika mereka berkhianat pada rakyat dengan satu kebijakan
Maka dalam keabadian mereka akan menanggung akibatnya
Kebijakan itu akan berlangsung selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad dan mereka harus mempertanggung jawabkan kelak
Karena, entah berapa jiwa yang akan merasa di tekan dan sulit atas kebijakan itu
Ironis memang untuk membicarakan itu
Tapi mungkin akan lebih ringan kelak pertanggugjawabannya, karena ada si gila yang merasa terhibur
Bukankah menyenangkan hati orang lain memiliki ganjaran kebaikan yang tinggi dan banyak
Mungkin saja demikian, entahlah kopi masih terasa pahitnya dan untuk uang pembeli gula belum ada juga
Selamat pagi dunia
Semangat pagi para pujangga
Selamat berpesta para pecinta
Hidangkan lah yang terbaik untuk setiap kesempatan yang ada
Mungkin kelak pertemuan romansa akan menjadi khusyuk yang panjangnya
Semoga terkabul segala doa kebaikan
Menjamu senyum dari kekasih tercinta
Kediri, 22 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar